FORMULASI MINYAK ANGIN AROMATERAPI MINYAK JERUK PURUT

FORMULASI MINYAK ANGIN AROMATERAPI MINYAK JERUK PURUT (Citrus hystrix)The story of this project

ABSTRAK

 

Inovasi terhadap bentuk sediaan dan aroma minyak angin dilakukan agar dapat memperluas pasar minyak angin, termasuk kalangan remaja dan anak muda. Inovasi minyak angin yang lebih modern, baik terhadap aroma khasnya serta kemasannya tanpa mengurangi efektivitas farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan minyak angin aromaterapi dengan minyak jeruk kasturi sebagai pengaroma dan menevaluasi sifat fisik minyak angin, dan menguji tingkat kesukaan terhadap minyak angin yang dibuat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang memformulasi minyak angin menggunakan konsentrasi minyak jeruk purut 1% sebagai aromaterapi. Uji tingkat kesukaan terhadap produk dilakukan pada 20 panelis dengan parameter organoleptis sediaan terhadap warna, bau, dan sensasi di kulit. Hasil menunjukkan bahwa memiliki sifat fisik baik dan memiliki tingkat kesukaan yang tinggi diantara 20 panelis.

 

ABSTRACT

 

Inovations in the dosage form and aroma of medicated oil are carried out in order to expand the medicated oil market, including teenagers and young people. A more modern innovation of medicated oil, both in terms of its distinctive aroma and packaging without reducing its pharmacological effectiveness. This study aims to formulate the aromatherapy medicated oil of kasturi orange oil, to test the physical evaluation of the medicated oil, and to test the level of preference for the formulations. This research is an experimental study that formulated medicated oil using concentrations of kasturi orange oil 1% as aromatherapy. The level of preference test for the product was carried out on 20 respondents with organoleptic parameters of the preparation on colour, smell, and sensation on the skin. The results show that has good physical properties and has a high level of preference among 20 respondents.

 

PENDAHULUAAN

            Indonesia merupakan negara yang kaya akan pengobatan tradisional. Masyarakat Indonesia sering menggunakan bahan herbal untuk mengatasi berbagai macam keluhan, salah satunya masuk angin. Masuk angin adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat Indonesia ketika merasakan gejala atau keluhan demam, menggigil, nyeri otot, pegal-pegal, perut kembung, serta hilangnya nafsu makan. Saat masuk angin, masyarakat Indonesia menggunakan produk topikal yang dapat menghangatkan tubuh dan diyakini dapat menghilangkan keluhan masuk angin tersebut. Minyak angin merupakan salah satu terapi yang kerap digunakan untuk gejala masuk angin (Siswanto,2017).

            Namun, penggunaan minyak angin erat dikaitkan dengan kesan orang tua sehingga anak muda enggan untuk menggunakan minyak angin. Industri minyak angin dengan aroma khas dan kemasan tradisional telah berkembang di Indonesia tetapi belum menjangkau kalangan remaja atau anak muda. Padahal minyak angin dapat berkhasiat sebagai karminative atau mengeluarkan angin, sehingga menghilangkan keluhan masuk angin seperti perut kembung, mual dan muntah. Selain itu, minyak angin juga memiliki aktifitas sebagai penghilang sakit/analgetika, pusing dan stress.

            Inovasi terhadap bentuk sediaan dan aroma minyak angin dilakukan agar dapat memperluas pasar minyak angin, termasuk kalangan remaja dan anak muda. Inovasi minyak angin yang lebih modern, baik terhadap aroma khasnya serta kemasannya tanpa mengurangi efektivitas farmakologi minyak angin dapat dilakukan dengan menambahkan wangi-wangian yang sedang trend di masa sekarang, yaitu aromatheraphy. Banyak produk minyak angin yang telah dikemas praktis, tetapi masih belum bisa menarik perhatian remaja dan anak muda (Azhar dan Widyastuti).

            Minyak jeruk purut (Citrus hystrix) merupakan salah satu aromaterapi dengan bau segar yang khas. Penggunaan minyak jeruk kasturi sebagai aromaterapi pada minyak angin belum ditemukan di pasaran. Peluang ini dapat dijadikan sebagai salah satu inovasi pada varian aroma minyak angin. Inovasi dilakukan dengan harapan menambahkan aroma yang segar pada minyak angin dan dapat meningkatkan daya tarik masyarakat. Minyak angin aromaterapi jeruk purut dikemas ke dalam botol roll on kaca yang menarik dan praktis. Inovasi aromaterapi ini diharapkan dapat meningkatkan pasar minyak angin menjadi lebih luas, termasuk merambah pada segmen remaja.

            Aromaterapi berasal dari kata “aroma”, yang artinya bau yang menarik yang berasal dari tumbuhan (minyak essensial) atau rempah, dan berasal dari kata “terapi”, yang artinya suatu perawatan yang dirancang untuk pengobatan. Berbagai peninggalam seni dan lukisan dari kebudayaan kuno Mesir, China, dan Persia memperlihatkan bahwa essens atau kandungan intidari tumbuhan banyak sekali digunakan dan dianggap sangat berharga oleh para pemuka agama, dokter, dan penyembuh.Aromaterapi merupakan proses penyembuhan kuno yang menggunakan sari tumbuhan aromaterapi murni yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan tubuh, pikiran dan jiwa. Beberapa minyak sariyang umum digunakan dalam aromaterapi karena sifatnya yang serbagun aadalah Langon kleri, eukaliptus, geranium, lavender, lemon, peppermint, petigrain, rosemary, pohon teh, dan ylang-ylang. Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma yang segar dan harum bisa merangsang sensori dan reseptor yang ada di hidung kemudian memberikan informasi lebih jauh ke area di otak yang mengontrol emosi dan memori serta memberikan informasi ke hipotalamus. Hipotalamus merupakan pengatur system internal tubuh, termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh,dan reaksi terhadap stress (Koensoemardiyah, 2009)

 

METODE PENELITAAN

Alat dan Bahan

Timbangan analitik , batang pengaduk, spatel, pH meter, piknometer , viskometer Brookfield , gelas ukur , beaker glass , mortir dan stamper, kertas saring, dan pipet tetes.

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Camphora, mentol, minyak zaitun, minyak jeruk purut, dan basis (minyak kelapa).

Prosedur

Pembutaan Minyak Angin Aromaterapi

Formulasi Modifikasi Minyak Aromateraphy

Komposisi

Konsentrasi

Minyak Jeruk Purut

1

Mentol

4

Camphora

0,5

Minyak Zaitun

0,2

Basis (minyak kelapa) ad

10

 

Menyiapkan alat dan bahan dan menimbang bahan untuk pembuatan sebanyak 10 mL, Menimbang Menthol dan Camphora  kemudian digerus di dalam mortar sampai mencair. Kemudian pindahkan sediaan ke dalam beaker glass dan tambahkan minyak zaitun, minyak kelapa dan minyak jeruk purut, Aduk sampai homogen hingga semua komponen larut, Melakukan uji evaluasi fisik dan Masukan ke dalam wadah  diberi label.

Evaluasi sifat fisik sediaan

Uji Organoleptis

Uji dilakukan dengan cara melihat secara visual penampilan fisik sediaan yang meliputi, bentuk, warna dan bau.

Uji pH

Sebelum alat pH meter digunakan, dilakukan kalibrasi terlebih dahulu dengan larutan standar pH 7 dan pH 4. Setelah itu sebanyak 50 mL sediaan dicelupkan ke dalam alat pH meter dan biarkan sampai nilai pH sediaan terbaca pada alat. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali.

Bobot Jenis

Pengukuran bobot jenis menggunakan piknometer dengan volume 10 mL. Bersihkan piknometer dan dikeringkan. Kemudian piknometer kosong ditimbang (a), kemudian ditambahkan sediaan sampel sampai batas dan ditutup perlahan-lahan hingga tidak ada gelembung udara, kemudian ditimbang (b). Bobot jenis sediaan sampel dihitung dengan rumus berikut ibi:

 = b – a/volume piknometer

Viskositas

Uji viskositas menggunakan viskometer Brookfield. Sebanyak 300 mL sampel sediaan dimasukkan ke dalam beaker glass. Kemudian dipasang spindle (no. 2) dan diturunkan hingga batas spindle tercelup ke dalam sampel. Kemudian diatur kecepatan 50 rpm. Angka yang ditunjukkan pada monitor adalah nilai viskositas sediaan.

Uji Kesukaan

Uji kesukaan dilakukan dengan meminta tanggapan responden terhadap kesukaannya yang meliputi warna, aroma dan sensasi rasa di kulit. Penilaian kesukaan meliputi kategori tidak suka (skor 0), agak suka (skor 1), suka (skor 2) dan sangat suka (skor 3). Masing-masing kategori kesukaan diberikan skor, dan total skor masing-masing formula dari responden merupakan nilai kesukaan terhadap masing-masing formula.

 

Hasil dan pembahasan

            Formulasi minyak angin aromatherapy dengan wangi minyak jeruk kasturi telah berhasil dilakukan. Hasil evaluasi fisik semua formula dapat dilihat pada tabel 2. Hasil evaluasi organoleptis sediaan menunjukkan minyak angin berbentuk cair, berwarna transparan (bening) dengan aroma minyak jeruk purut kuat. Semakin banyak konsentrasi minyak jeruk purut di dalam formula aroma minyak jeruk purut semakin kuat.

            Berdasarkan hasil uji pH didapatkan nilai pH sediaan berkisar 5. Hasil uji pH menunjukkan sediaan pH stabil ,Nilai pH semua formula masih berada dalam rentang pH kulit yaitu 4,5 – 6 sehingga semua formula aman digunakan karena tidak menimbulkan iritasi terhadap kulit. Nilai pH sediaan yang terlalu asam ataupun terlalu basa akan mengakibatkan iritasi pada kulit (Pradana dan Nugroho, 2016; Swastika NSP dkk., 2013).

Hasil pengukuran bobot jenis sediaan adalah 0,941g/ ml .Berat jenis diukur untuk mengetahui kerapatan sediaan minyak angin aromaterapi yang dibuat. Fungsi pengukuran berat jenis pada sediaan farmasi adalah sebagai salah satu metode analisis untuk menentukan senyawa cair, menguji identitas dan kemurnian dari senyawa obat terutama dalam bentuk cairan dan dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kelarutan atau daya larut suatu zat. Berat jenis suatu zat dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu suhu, volume, tekanan, konsentrasi, dan kekentalan/viskositas suatu zat tersebut (Ariani dan Gumay, 2017).

            Uji viskositas pada sediaan cair dilakukan untuk mengetahui kekentalan dan sifat alir dari sediaan tersebut. Viskositas suatu sediaan mempengaruhi daya sebar dan daya lekat sediaan topikal pada kulit. Sediaan topikal yang baik adalah sediaan yang dapat menyebar dan melekat dengan baik di kulit, hal ini dikarenakan zat aktif sediaan dapat terdistribusi secara konstan dan zat aktif yang dihantarkan ke permukaan kulit juga konstan sehingga dapat memberikan efek terapi yang optimal (Pradal dkk., 2019). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa viskositas 0,021 Ns/M2

Uji kesukaan dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan responden terhadap parameter organoleptis sediaan atau produk yang dibuat. Warna, aroma dan sensasi rasa di kulit merupakan parameter organoleptik yang digunakan untuk menilai rasa suka responden terhadap produk yang digunakan. Organoleptis suatu sediaan merupakan hal yang berhubungan dengan presentasi produk karena mencerminkan kualitas produk yang dinilai menggunakan indra manusia (Ismawati dkk., 2020). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden menyukai minyak angin dengan aroma minyak jeruk kasturi dengan konsentrasi 1%. Hal ini mendunjukkan bahwa panelis pada penelitian ini lebih menyukai sediaan minyak angin aromaterapi  yang mengandung 1 % minyak jeruk kasturi.

Permasalahan dalam pembuataan sediaan yaitu jika Menthol dicampur campor akan menyebabkan penurunan titik lebur sehingga serbuk menjadi lembek sehingga menthol tidak perlu ditambahkan etanol untuk melarutkannya.

Macam -macam khasiat sediaan :

  1. Champora Khasiat : Anti iritan, Anti infeksi, Anti pruriti
  2. Mentol Khasiat : Anti iritan ,korigen
  3. Minyak kelapa Khasiat : Antioksida
  4. Minyak Zaitun Khasiat : Antioksidan

 

Kesimpulan

Formulasi minyak angin aromatherapy dengan aroma jeruk purut menghasilkan sediaan yang memiliki sifat fisik yang baik. Formula ini banyak disukai yaitu 13 responden dari 20 panelis.

Daftar pustaka

Anwari, F., Olevianingrum, M., & Fatmawati, U. 2019. Efektifitas Kombinasi Mint Dan Cairan   Dengan Nebulizer Pada Penangan Batuk Asma Bronchiale. Jurnal SainHealth, 3(1), 40-44

Ariani, T. 2017. Pengaruh Absorben Terhadap Kualitas Fisik Minyak. SPEJ(Science and Physic Education Journal), 1(1), 1-6.

Aswandi, A., & Kholibrina, C. R. 2020. Potensi Minyak Atsiri Kamfer Sumatera(Dryobalanops   Aromatica Gaertn.) Untuk Bahan Baku Obat Herbal. J. Farm. Udayana, 171.

Azhar, P. N. 2014. Pengaruh Daya Tarik Iklan Terhadap Niat Beli Produk Fresh Care Melalui Brand Image. Jurnal Ilmu Manajemen |, 2(4): 1197–1207.

Pradal, J., Vallet, C. M., Frappin, G., Bariguian, F., & Lombardi, M S. 2019. Importance Of The Formulation In The Skin Delivery Of Topical Diclofenac: Not All Topical Diclofenac   Formulations Are The Same. Journal of pain research, 12, 1149.

Pradana, D. A., & Nugroho, B. H. 2016. Uji Stabilitas dan Uji Iritasi Primer Sediaan Kosmetik    Mikroemulsi Vitamin C Palmitat (Ascorbyl Pamitate). Jurnal Ilmiah Farmasi, 12(1), 8-15.

Disusun oleh

  1. Affara Zalqia Lazuardi (107120004)
  2. Arisma Sherin Fais (107120008)
  3. Ulfatun Ramadhani  (107120009)
  4. Mayantika Rimadanti Rizki (107120017)

Related Posts

EnglishIndonesia