JAKARTA – Memasuki masa kuliah, mahasiswa baru akan kenalan dengan seorang pembimbing akademis. Biasanya, satu pembimbing akademis akan bertanggung jawab terhadap tiga sampai lima mahasiswa. Nah, perlu dicatat, fungsi pembimbing akademis tersebut tak sama dengan peran wali kelas ketika sekolah dulu.
Di perguruan tinggi, pembimbing akademis berperan layaknya konselor. Kebanyakan mahasiswa baru bertemu mereka ketika di awal semester. Tujuannya, untuk konsultasi mengenai mata kuliah apa saja yang sebaiknya diambil di semester tersebut.
Pembimbing akademis akan membantu menyelesaikan kesulitanmu dalam menjalani studi. Misalnya, jika kamu tak mampu mengambil maksimal SKS yang diberikan karena IPK-mu rendah, mereka akan menyarankan untuk mengambil semester pendek. Begitu juga pembimbing akademis akan membantumu mencari solusi jika kamu harus mengulang suatu mata kuliah tertentu.
Sama seperti dosen pada umumnya, tak jarang mahasiswa akan mendapat pembimbing akademis yang super sibuk. Jangankan untuk berkonsultasi, terkadang sulit ditemui di kampus. Untuk itu, cobalah buat hubungan yang baik sejak pertama kali bertemu.
Hubungan yang baik akan membantumu lebih mudah berkonsultasi, bahkan tanpa harus tatap muka. Misalnya, menggunakan e-mail, pesan singkat, atau chatting melalui media sosial. Kalau perlu, cari tahu alamat rumahnya untuk berjaga-jaga jika ada hal yang sangat mendesak.
Beberapa universitas di Indonesia saat ini juga telah menyediakan platform yang bisa digunakan mahasiswa dan pembimbing akademis untuk saling berinteraksi. Oleh sebab itu, manfaatkan fasilitas tersebut dengan baik. Apalagi, jika kamu ingin mendaftar beasiswa nanti, rekomendasi dari pembimbing akademis bisa sangat membantu.
Sumber: http://news.okezone.com/
