Potensi Akar Burdock Sebagai Bentuk Protektif Radikal Bebas Pada Saluran Pernapasan Perokok Aktif Study In Vivo Pada Tikus Jantan

Cilacap – Tim Pekan Kreativitas Mahasiwa (PKM) yang berasal dari Universitas Al-Irsyad Cilacap, Fakultas Farmasi Sains dan Teknologi yang beranggotakan Frinsisca Oktaviany (Ketua- D4 TLM), Fitri Galih Ramadhani (Anggota- D4 TLM), Muh. Farid Khoirun Nizam  (Anggota- D4 TLM), Lika Intan Febriani (Anggota- S1 Farmasi), Chanigia Pramudya (Anggota- S1 Bisdig) serta pembimbing oleh Imam Agus Faizal, S.Tr.A.K., M.Imun.

Dengan judul “.Potensi akar burdock sebagai bentuk protektif radikal bebas pada seluran pernafasan pada perokok aktif study in vivo pada tikus Jantan.”.

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang berdampak buruk terhadap kesehatan. Badan Pusat Statistic (2023) menyebutkan terdapat peningkatan jumlah perokok di Indonesia dari 28,26 (tahun 2022) menjadi 28,62 (tahun 2023). Angka perokok aktif tidak hanya dari perokok berusia dewasa. Namun juga dilakukan oleh perokok usia muda, estimasi usia muda yang merokok 15-19 tahun, hal ini dapat menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya penyakit lebih awal. Rokok yang beredar di Indonesia sangat beragam kandungan nikotin dan tar-nya. Kegiatan merokok menghasilkan asap.

Rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas penyebab populasi udara yang dapat meningkatkan Reactive Oxygen Species (ROS) dalam udara yang kemudian secara langsung akan mengakibatkan stress oksidatif pada paru-paru

Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda atau mencegah terjadinya reaksi radikal bebas dalam oksidasi lipid. Mekanisme kerja antioksidan dalam menangkal kerja radikal bebas adalah dengan menunda, mencegah dan menghilangkan kerusakan oksidatif dari molekul target dengan pendinginan radikal bebas, menurunkan kadar enzim yang membantu pembentukan radikal bebas dan menstimulasi antioksidan internal.

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ke efektivitas perubahan histologi paru tikus yang tidak terpapar asap rokok konvensional (kelompok kontrol) dengan kelompok yang dipaparkan asap rokok ditambahkan dosis ekstrak akar burdock, etanol, methanol serta vitamin E.

Pengujian dilakukan selama 14 hari, dengan menggunnakan dosis yang sama namun berbeda larutan ekstrak. Pada hewan coba satu dengan ekstrak etanol, ekstrak metanol dan vit E.

Pemberian ekstrak akar burdock (Arctium lappa l) dengan dosis 100mg/kgBB tidak efektif dalam proses penyembuhan luka pada paru akibat paparan asap rokok, baik pada infiltrasi sel radang maupun kerusakan histopatalogi. Berdasarkan hasil skoring tidak mendapatkan perbedaan yang signifikan antara ekstrak etanol maupun ekstrak methanol serta vitamin E.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ekstrak akar burdock tidak mampu memberikan pengaruh percepatan dalam penyembuhan luka. Sehingga ekstrak akar burdock tidak bisa menjadi alternatif bahan utama dalam penyembuhan kerusakan paru akibat paparan asap rokok.

Hal ini terjadi dikarenakan pada kandungan antioksidan dalam ekstrak akar burdock belum mampu menurunkan efek inflamasi jaringan paru akibat paparan asap rokok atau memberikan perlawanan terhadap radikal bebas pada pemberian paparan asap rokok yang singkat namun asap yang dikeluarkan sangat banyak. Ada beberapa alasan yang memungkinkan akar burdock tidak cukup efektif untuk mencegah kerusakan.

Meskipun akar burdock memiliki mengandung senyawa antioksidan seperti lignan, flavonoid dan inulin. Hal ini diperlukan untuk penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis yang optimal serta efektif dalam mencegah kerusakan paru pada hewan uji tikus.

Related Posts

EnglishIndonesia