JAKARTA – Sebagai mahasiswa yang nantinya akan menjadi bagian dari agen perubahan di masyarakat, tentu seharusnya bisa paham terhadap apa yang terjadi pada bangsa Indonesia. Dengan begitu, mereka bisa memiliki pemahaman yang lebih. Dekan Sekolah Vokasi UGM, Ir. Hotma Prawoto Sulistyadi, M.T., IP.MD., menuturkan bahwa mahasiswa saat ini masih terbiasa untuk berpikir hanya dalam mindset ilmiah. “Karena itu, mahasiswa perlu diberikan pelatihan agar dapat dipersiapkan menjadi pemimpin bangsa masa depan yang memiliki pemahaman akan kondisi yang ada di tengah masyarakat,” ungkapnya seperti dinukil dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), Minggu (9/10/2016).
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kedaulatan bangsa serta kemandirian bangsa yakni melalui pendidikan vokasi. “Sebagian masyarakat saat ini masih memandang pendidikan vokasi sebagai pilihan kedua setelah program sarjana. Namun, karakter pendidikan vokasi sesungguhnya menjadi solusi untuk menjaga kedaulatan dan kemandirian bangsa,” imbuhnya.
Pendidikan vokasi ini merupakan jawaban atas kedaulatan bangsa. Karena jika kita hanya mengembangkan diri pada sains saja, maka hal tersebut akan memperbesar keuntungan kita pada negara-negara maju.
“Tapi dengan vokasional ini kita bisa melakukan mulai dari hal-hal yang paling sederhana,” ujarnya.
Melalui International Symposium on Technology for Sustainability (ISTS) 2016 ini, para siswa dari berbagai negara bisa berkumpul dan berdiskusi tentang wawasan baru. “Acara ini secara keseluruhan di-arrange oleh mahasiswa, dan ini untuk mahasiswa, kaitannya dengan menggali ide dan menumbuhkan jiwa leadership supaya mereka dapat berkembang secara global,” tambah Ketua ISTS 2016, Fitri Damayati Berutu, SE, SS, MSc.
Sumber: http://news.okezone.com/