Indonesia Bermutu: Substansi Mendasar Lebih Penting dari Make Up Kurikulum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gonjang-ganjing kurikulum yang seakan tak pernah berhenti sangat menarik untuk dikaji dan didiskusikan. Hasrat pemerintah untuk melihat kembali kurikulum dan menyesuaikannya dengan Nawacita Jokowi-JK telah memicu kontroversi. Indonesia Bermutu (IB) sebagai lembaga yang konsen dalam peningkatan mutu pendidikan sangat prihatin dengan kondisi tersebut dan berharap agar pemerintah fokus pada substansi mendasar kurikulum bukan pada make up kurikulum.”IB berharap Kemdikbud lebih fokus kepada substansi kurikulum dan kemudahan serta ketepatan dalam implementasinya,” ungkap Pendiri  IB  Burhanudin  saat membuka Sawala IB di Jakarta, belum lama ini,  dalam rilis yang dikirimkan kepada Republika.co.id, Sabtu (8/10/2016).

Menurut Burhanuddin, membangun kurikulum sejatinya membangun hakikat jati diri utuh manusia yakni  kalbu, akal, indra, dan raga menjadi sebuah harmoni kehidupan yang ramah, bahagia, dan bermakna. Keempat potensi manusia tersebut, kata Burhan, harus terus dididik dan dikembangkan sehingga berubah menuju hakikat kesempurnaan sebagai seorang manusia. “Di sini peran vital kurikulum,” kata Burhan.

Masih menurut Burhan,  manusia sudah punya dasar potensi untuk berubah menjadi lebih baik dan perubahan tersebut harus diarahkan dan terukur oleh penilaian yang bermutu. Senada dengan Burhan, pakar psikologi dan kurikulum UNJ, Awaluddin Tjalla meyakini jika pemerintah serius mengedukasi masyarakat untuk siap berubah, bangsa Indonesia akan menjadi masyarakat yang memiliki daya saing. Awal menyarankan agar kurikulum menjadi milik seluruh elemen bangsa bukan hanya milik pendidik, satuan pendidikan, dan peserta didik. ” Integrasi antara pelaku pendidikan dan seluruh elemen bangsa dalam memikirkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum merupakan faktor kunci menjadikan kurikulum sebagai bagian tak terpisahkan dari pesta membangun Indonesia seutuhnya,” simpul Awal.

Dosen Pasca Sarjana Uhamka Hari Setiadi mengingatkan Pemerintah agar tidak latah berwacana untuk melakukan perubahan terhadap kurikulum. Untuk itu Hari mengusulkan agar konsep dasar, prinsip dasar, substansi, dan filosofi kurikulum dirumuskan dengan holistik, futuris, mendalam, dan jauh ke depan.

Namun,  metode, teknik, dan gaya implementasi kurikulum di ruang kelas harus dinamis dan mampu memaksa pendidik untuk kreatif dan inspiratif. Jika memungkinkan, menurut Hari, rumusan kompetensi dasar dalam kurikulum dibuat dinamis, sehingga guru dapat mengembangkannya. Senada dengan Hari,  Ketua IB-Jawa Barat Rahmat Syehani meminta pemerintah agar sekolah diberi ruang inspirasi untuk  mengembangkan kompetensi dasar menjadi lebih dinamis sesuai dengan kondisi peserta didik dalam kelas. Dengan demikian, menurut Rahmat, strategi pembelajaran yang dikemas berdasarkan kompetensi dasar dinamis lebih adaptif dengan situasi dan kondisi.

Related Posts

Recent Articles

Lowongan Kerja Tenaga Kesehatan – Rumah Sakit UMMI Bogor
18/11/2025
Lowongan Kerja – RS Awal Bros Group Goes To Campus 2025 di Universitas Al-Irsyad Cilacap
12/11/2025
Open Recruitment Tenaga Kesehatan – Rumkit Bhayangkara Tk. I Pusdokkes Polri
12/11/2025
Pala Kutabima Jadi Sumber Harapan Baru untuk Ekonomi dan Lingkungan
10/11/2025
UNAIC Gelar Workshop Dorong Penguatan Budaya Mutu di Lingkungan Kampus
10/11/2025
Lowongan Pekerjaan Perawat – Klinik Pratama Rawat Inap Syaeful Majid Medika
02/11/2025
Open Recruitment Analis Kesehatan – Rumah Sakit Hastien
27/10/2025
Open Recruitment Fisioterapis – Rumah Sakit Hastien
27/10/2025
PEMBERITAHUAN PELAKSANAAN UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2025/2026
27/10/2025
Open Recruitment Tenaga Teknis Kefarmasian – Rumah Sakit Hastien
27/10/2025
EnglishIndonesia