Humas Press UNAIC — Suasana Gedung Patra Grha Cilacap pagi itu berbeda. Langit tampak teduh, seolah ikut menyelimuti momen sakral yang digelar…
Humas Press UNAIC — Suasana Gedung Patra Grha Cilacap pagi itu berbeda. Langit tampak teduh, seolah ikut menyelimuti momen sakral yang digelar…
Humas Press UNAIC — Suasana Gedung Patra Grha Cilacap pagi itu berbeda. Langit tampak teduh, seolah ikut menyelimuti momen sakral yang digelar di dalamnya: Wisuda dan Angkat Sumpah ke-29 Universitas Al Irsyad Cilacap. Sebanyak 140 wisudawan dan wisudawati duduk rapi dalam balutan toga, menanti waktu di mana nama mereka dipanggil sebagai tanda keberhasilan menuntaskan satu fase penting dalam hidup.
Acara dimulai dengan lantunan doa dan pembukaan yang khidmat. Isak pelan mulai terdengar ketika satu per satu nama wisudawan dipanggil naik ke panggung, menerima ijazah dan ucapan selamat. Di antara mereka, tampak mata yang berkaca-kaca, tangan yang gemetar menahan haru, dan senyum penuh syukur. Tak sedikit orang tua yang berdiri sembari merekam momen itu dengan tangan bergetar — mungkin tak percaya, anak yang dulu digendong kini telah resmi menjadi seorang sarjana.
“Ini bukan tentang gelar semata, tapi tentang perjuangan panjang, malam-malam yang dilalui dengan air mata, dan doa yang tak pernah putus,” ucap Prima Prabandari, wisudawati Program Studi Kebidanan. Salah satu perwakilan mahasiswa, Koptu Apm Wasikin BK Lanal Cilacap dari program studi profesi Ners, pun sempat terdiam beberapa saat di podium, sebelum melanjutkan pidatonya dengan suara bergetar.
Terdengar suara lantang namun penuh getar emosi, para lulusan bidang kesehatan mengikrarkan janji untuk mengabdi pada kemanusiaan, menjaga etika, dan menomorsatukan keselamatan pasien. Beberapa dosen terlihat menunduk, menahan haru atas perjalanan anak-anak didik mereka yang kini siap mengemban tanggung jawab nyata. Ada yang spesial pada puncak acara wisuda dan angkat sumpah hari itu, yaitu pemutaran video beberapa mahasiswa yang memberikan kesan pesan mendalam tentang kedua orang tua mereka dan kampus tempat mereka menuntut ilmu. Dan saat seorang wisudawati menyanyikan lagu “andaikan kau datang kembali” yang dipopulerkan oleh Chrisye, menghampiri keluarganya dibarisan tamu undangan dengan isak tangis penuh haru.
Rektor Universitas Al Irsyad Cilacap, Sarwa, AMK, S.Pd, M. Kes., dalam sambutannya menyampaikan pesan mendalam: “Gelar ini adalah hasil jerih payah kalian. Tapi lebih dari itu, ini adalah awal dari pengabdian kalian kepada masyarakat, bangsa, dan agama.”
Pelukan-pelukan hangat terjalin di antara wisudawan dan keluarga, terasa betul bahwa hari itu bukan sekadar seremoni. Ia adalah perayaan hidup. Sebuah bukti bahwa dengan tekad, doa, dan cinta, siapa pun bisa melangkah sejauh mimpi yang ia yakini.
Hari itu, di Cilacap, 140 mimpi resmi dilepas — dengan air mata haru dan janji untuk terus membawa kebaikan. **Dms
#UNAIC #HUMAS PRESS UNAIC