SEMARANG – Jalanan sempit dan curam dilewati oleh iring-iringan mobil menteri beserta jajaran pejabat di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dan Universitas Diponegoro (Undip). Di sebuah gang, mobil pun berhenti. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekira 100 meter. Penghuni rumah pun keluar, menyambut para pejabat dengan ramah, sembari mempersilakan masuk ke ruang tamu yang terbilang sempit. Rumah berdinding batako tersebut adalah kediaman Putri Ana Indrawati, mahasiswa Undip penerima beasiswa Bidikmisi. Putri menjadi satu dari ratusan penerima Bidikmisi Undip yang berkesempatan dikunjungi oleh Menristekdikti Mohamad Nasir termasuk Rektor Undip Yos Johan Utama.
“Putri diterima lewat jalur apa, dan di Undip di ambil jurusan apa?” tanya Nasir kepada Putri.
Dengan mantap anak kedua dari lima bersaudara itu menjawab bahwa dia merupakan mahasiswa angkatan 2016 yang diterima melalui Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Saat ini, dia tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Undip. Berprestasi sejak di bangku sekolah dasar (SD) menjadi modal Putri untuk bercita-cita menuntut ilmu setinggi-tingginya. Alumnus SMAN 4 Semarang itu pun rutin masuk tiga besar di kelasnya. Menurut Putri, dia ingin sukses supaya meningkatkan derajat orangtuanya.
Apalagi, sang ayah, Sudarminto hanya bekerja sebagai petugas kebersihan di salah satu lembaga pengelola zakat. Sedangkan ibunya sehari-hari menjadi buruh cuci.
“Saya pengin memperbaiki kehidupan untuk mengangkat derajat orangtua,” ucap Putri.
Dikeluarganya, warga RT 07 RW 01, Gedawang, Banyumanik, itu merupakan orang pertama yang mampu mengenyam pendidikan tinggi. Pasalnya, sang kakak hanya tamatan SMK, dan saat ini bekerja di konter HP. “Saya ingin lulus cepat. Meski saat ini masih adaptasi karena baru masuk kemarin. Saat ini saya juga sedang UTS, semoga nilainya nanti bisa memuaskan,” harapnya
Sehari-hari, Putri berangkat kuliah diantar oleh ayahnya. Tak jarang dia menumpang temannya. Untung saja, jarak kediaman dan kampus tak terlalu jauh, yakni sekira dua kilomater. “Kamu harus rajin belajar supaya cita-cita bisa tercapai. Apalagi dengan diberi beasiswa selama empat tahun kuliah berarti harus bisa dapat nilai bagus,” pesan Nasir.
Nasir menambahkan, tidak boleh ada anak miskin yang tidak kuliah. Kepada lurah setempat, mantan Rektor Terpilih Undip itu pun meminta untuk mendata warga-warga yang kesulitan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. “Pak lurah yang hadir kalau ada warga yang mau kuliah tapi kesulitan ekonomi bisa didata. Di sini ada Undip dan Unnes. Kemudian untuk Putri, ini sedikit uang jajan untuk membeli buku. Semoga kamu sukses dan berhasil,” pungkasnya diiringi senyum bahagia dari Putri.
Sumber: http://news.okezone.com/